Minggu, 16 Juli 2017
Bacaan 1: Yes 55:10-11
Bacaan 2: Rom 8: 18-23
Injil: Mat 13:1-23
Sebagai orang Kristen, jika berbicara tentang Sabda Tuhan tentu bukan hal baru di telinga kita. Sejak kecil dari kedua orang tua kita, mungkin sudah banyak kali kita mendengar cerita-cerita dari Kitab Suci, atau minimal kedua orang tua kita mengajarkan kita untuk berdoa misalnya doa Salam Maria atau Tanda Salib. Tidak lain maksud orang tua mengajarkan hal itu kepada kita adalah untuk memperkenalkan apa yang disabdakan Tuhan kepada kita sejak dini. Tetapi soal bagaimana apa yang diperkenalkan orang tua kita itu dapat tumbuh dan berkembang sejalan dengan iman kita kepada Tuhan, tergantung dari pribadi kita.
Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengar Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur benih. Perumpamaan ini dengan baik menjelaskan tipe-tipe orang yang mendengar dan menerima sabda Tuhan. Ada benih yang jatuh di pinggir jalan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, ini adalah orang yang menerima sabda Tuhan tetapi tidak mengerti sehingga dengan mudah dirampas oleh iblis. Ada benih yang jatuh di tanah berbatu-batu, tumbuh sebentar lalu layu setelah diterpa sinar matahari, ini adalah orang yang menerima sabda Tuhan dengan gembira tetapi tidak berakar sehingga mudah murtad. Ada benih yang jatuh di semak duri dan dihimpit semak itu sampai mati, ini adalah orang yang mendengar sabda Tuhan tetapi dihimpit oleh kekuatiran dan tipu daya dunia sehingga tidak berbuah. Dan ada benih yang jatuh di tanah yang baik, yang tumbuh dan menghasilkan buah ini adalah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan mengerti sehingga menghasilkan buah.
Saudaraku terkasih, lebih dari sekedar mengetahui kita termasuk pada tipe yang mana dari empat tipe di atas, kita juga harus menemukan kekurangan dari tipe kita dan kekurangan itulah yang harus kita perbaiki. Jika saudara adalah gambaran benih yang pertama maka mulai sekarang belajarlah untuk mengerti sabda Tuhan dan bukan sekedar mendengar. Jika saudara adalah gambaran benih yang kedua, maka buatlah sabda Tuhan mengakar dalam hati saudara. Jika saudara adalah gambaran benih yang ketiga maka setialah selalu pada sabda Tuhan, bahkan di tengah rupa-rupa kekuatiran. Jika saudara adalah gambaran benih yang keempat, maka peliharalah selalu sabda Tuhan itu dan tetaplah menghasilkan buah. Ya..temukan yang salah dan perbaiki, maka anda akan berbuah.
Semoga Demikian
Evi Kasiahe