Merenungkan Sabda
Rabu, 05 Juni 2024
PW. St. Bonifasius, Uskup dan Martir
(2Tim.1:1-3.6-12, Mrk.12:18-27)
Tubuh Kebangkitan, Tubuh Mulia
Dalam hidup ada hal-hal yang dapat dicerna pikiran dan akal budi kita tetapi ada yang hanya dapat dicerna iman. Kebangkitan bandan hanya dapat dicerna jika kita percaya pada Tuhan. Apa yang tidak bisa bagi Allah? Hal kebangkitan badan oleh kehendak Tuhan Allah bisa terjadi. Allah bisa menciptakan dari ketiadaan apalagi soal mati dan hidup manusia.
Menurut Yesus, keadaan setelah kebangkitan tidak lagi sama seperti kehidupan sebelum kematian. Sebab keadaan setelah kebangkitan lebih tertuju kepada persekutuan bersama-sama dengan Allah dan tidak lagi terikat dengan hal-hal duniawi. Itulah yang dimaksudkan Yesus dengan ungkapan “Hidup seperti malaikat di surga” (ayat 25). Yesus juga secara langsung mengambil contoh dari kitab Musa (kitab yang sangat dihargai oleh orang Saduki) untuk lebih memperjelas pernyataan-Nya: “Allah bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang hidup”. Dengan berbuat demikian Yesus menunjukkan bahwa sebenarnya orang-orang Saduki itu tidak mengerti benar isi kitab yang mereka pegang dan salah memahami tentang warta kebangkitan.
Kita belajar bahwa roh akan tetap hidup ketika tubuh mati. Namun roh akan mendapat tubuh baru, yaitu tubuh kebangkitan atau tubuh yang kekal. Rasul Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 15:44: “Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.” Tubuh rohani dibangkitkan sedangkan tubuh alamiah (=tubuh jasmani) tidak dibangkitkan tetapi ditaburkan artinya dikuburkan atau dilarung di laut; intinya ditinggalkan di bumi. Pada saat kebangkitan tubuh rohani memperoleh tubuh yang baru tidak sama lagi dengan tubuh jasmania yang bersifat sementara.
Mungkin kita juga sulit memahami tengang ajaran kebangkitan. Meskipun demikian ajaran tentang kebangkitan adalah salah satu pokok iman. Rasul Paulus mengatakan tanpa kebangkitan Kristus, maka sia-sialah iman kita (bdk. 1Kor.15:16-18). Yang penting bagi kita adalah memberi perhatian yang lebih untuk pemeliharaan Tubuh rohani karena itu yang bersifat kekal. Kita cenderung memberi makan tubuh jasmani bahkan tubuh jasmani di-upgrade dan dipelihara dengan telaten, ditambal sulam melalui operasi, dll. Padahal ini sifatnya sementara. Sayangnya banyak orang memilih sesuatu yang bersifat sementara meskipun tahu seharusnya memilih yang sifatnya kekal. Yang percaya ada kebangkitan badan berarti ia memilih yang bersifat kekal sebab yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah yang dibawa masuk ke dalam rumah Bapa yang kekal abadi. Semoga kita memelihara bukan hanya tubuh jasmani tetapi terlebih tubuh rohani. Atau sekurang-kurangnya kita perlu untuk menyeibangkan pemenuhan kebutuhan jasmani dan Rohani kita. Amin.
AMDG. Pst. Y.A.
St. Ignatius, Mdo.