Merenungkan Sabda
Senin, 01 Juli 2024
Pekan Biasa XIII
(Am.2:6-10.13-16, Mat.8:18-22)
Panggilan itu selalu menjadi suatu misteri atau rahasia dari Allah. Ada orang yang kelihatan lebih pantas untuk mengikuti jalan panggilan Tuhan, karena kelihatan saleh, suci dan baik, pintar tetapi tidak terpilih. Namun ada yang kelihatan nakal, hidup tidak karuan atau hidup pas-pasan tetapi dipilih Tuhan untuk melayani. Contoh yang sangat jelas adalah Rasul Paulus. Pengerjar dan penganiaya jemaat waktu itu, tidak segan-segan menyeret pengikut Tuhan ke mahkama agama, tetapi di jalan ke Damaskus, Ia dipertobatkan dan kemudian menjadi seorang rasul yang ulung. Di kalangan Pendidikan calon imam, teks ini selalu diungkapkan: “banyak yang terpanggil tetapi sedikit yang terpilih” (Mat. 22:14).
Seorang ahli taurat datang dan menawarkan diri mengikuti Yesus. Yesus hanya mengatakan: “serigalah mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepala-Nya.” Ada yang lain datang rela mengikuti Yesus tetapi meminta izin untuk menguburkan bapanya terlebih dahulu, Yesus hanya mengatakan: “…biarlah orang mati menguburkan orang mati…”. Dari ungkapan ini kita bisa melihat beberapa hal soal mengikuti Yesus.
Pertama, mengikuti Yesus bukanlah suatu pilihan, tetapi panggilan. Yesus sudah menegaskan dalam teks lain: “Bukan kamu yang memilil Aku, tetapi Akulah yang memilih Kamu. Mengikuti Yesus bukan Keputusan dan keinginan pribadi seseorang tetapi karena dikehendaki dan dipilih sendiri oleh Tuhan. Seseoang bisa memiliki keinginan yang besar, tetapi kalau tidak dikehendaki oleh Tuhan, maka hal itu tidak mungkin bisa terwujud. Maka inti untuk mengikuti Yesus adalah membuka diri terhadapa panggilan Tuhan dan manerima apa saja yang dikehendaki Tuhan untuk kehidupan kita. Tanpa kita kehendaki pun jika Tuhan sudah menghendaki, hal itu akan terjadi.
Kedua, Hidup dalam Pengharapan. Ungkapan “serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepala mau” mengungkapkan bahwa hidup dalam Yesus bukan hidup dalam suatu perhitungan yang pasti tetapi hidup dalam pengharapan. Kita ambil contoh panggilan Abraham ketika diminta Allah meninggalkan negerinya, Ia bertanya: Ke mana aku akan pergi? Allah menjawab “engkau akan pergi ke negeri yang akan Aku tunjukkan kepadaMu”. Suatu ketiak-pastian, tetapi ada pengharapan yang pasti. Soal iman bukanlah hal yang pasti tetapi bagi mereka yang sungguh percaya Tuhan menjanjikan kebahagiaan. Sebagaimana ungkapan Yesus kepada Thomas: “berbahagilah mereka yang tidak melihat namun percaya.”
Ketiga, mengikuti Yesus selalu berhadapan dengan rahasia atau misteri Allah. Manusia sulit menyelami hati dan kehendak Allah yang demikian luas. Kehendaknya bukanlah kehendak kita. Pikiran kita bukanlah pikiran Allah. Ungkapan “biarlah orang mati menguburkan orang mati” adalah ungkapan yang sulit dimengerti. Namun Sabda Allah selalu membangkitkan iman, melatih iman kita agar tetap tumbuh dan berkembang menuju iman yang sepurna. Ada banyak peristiwa-peristiwa hidup yang tidak kita pahami, tetapi pada saatnya kita bisa melihat rencana atau kehendak Tuhan di balik setiap peristiwa hidup. Dalam situasi seperti itu kita akan memanjatkan ungkapan Syukur kepada Allah.
Kita berdoa, semoga ketika mengalami hal-hal yang sulit dipahami atau sulit diterima dalam kehidupan, kita tetap percaya bahwa Tuhan menghendaki kebaikan bagi hidup dan diri kita. Amin.
AMDG. Pst. Y.A.
St. Ignatius, Manado