Jumat, 15 September 2017, Bertempat di Lotta-Pineleng Bimas Katolik Kementerian Agama Prov. Sulut mengadakan pembinaan dan dialog dengan bapak Uskup Keuskupan Manado bersama jajaran Bimas Katolik Kementerian Agama dan para guru Pendidikan Agama Katolik Prov. Sulut tahun 2017. Kegiatan ini diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Mgr. Benedictus Rolly Untu, MSC.
Dalam kotbahnya Mgr. Rolly mengangkat pertanyaan reflektif yang sangat menyentuh. Bunda Maria begitu setia mengikuti Puteranya sampai berdiri di bawah kayu salib. Pertanyaan untuk kita. Dimanakah posisi kita pada saat Yesus di Salib? Di manakah posisi kita saat kita melihat orang lain menderita? Di manakah posisi kita saat melihat ketidakadilan? Apakah kita hanya diam saja melihat hal itu. Maria memberi jawaban kepada kita. Maria mengalami penderitaan tetapi dia memberi suka cita kepada kita semua. Kita tentunya harus menyerukan kebenaran untuk memberi suka cita bagi banyak orang.
Sesudah Perayaan Ekaristi, Bapak uskup berkenan mengadakan dialog dengan jajaran bimas katolik dan para guru. Dra. Joula Makarawung, Pembimas agama Katolik menyampaikan bahwa ide untuk menggelar misa dan dialog bersama ini berawal dari sebuah perjumpaan di Bandar Udara dalam perjalanan dari Jakarta ke Manado. Dalam bincang-bincang dengan bapak uskup sempat tercetus ide untuk mengumpulkan para guru agama dan jajaran bimas Katolik untuk berdialog dengan bapak Uskup dan syukurlah keinginan itu boleh terwujud hari ini.
Ibu Joula memperkenalkan kepada kepada Bapa Uskup, struktur Bimas Katolik di Kementerian Agama Prov Sulut mulai dari Kepala Seksi/ penyelenggara, pengawas, penyuluh, staf dan guru-guru. Pembimas juga dalam dialog ini mengharapkan supaya bapa Uskup berkenan memberikan pembinaan kepada para peserta yang hadir. Sementara itu Mgr. Rolly Untu, msc justru menyatakan bahwa ia hadir pertama-tama untuk mengenal dan mendengarkan para guru agama dan jajaran bimas Katolik yang hadir saat itu. Ia bukan hanya ingin mengenal  nama dan identitas tetapi lebih jauh ingin mengenal pelayanan, perjuangan dan pergumulan mereka. Mgr. Benedictus juga mengingatkan para guru dan jajaran bimas untuk mengenal dan menghayati gerakan Roh Kudus. Gerakan Roh ini membutuhkan wajah yang kongkrit. Wajah kongkrit itulah kita semua dengan melakukan kebaikan bagi orang lain.
Bapak Uskup yang menggantikan Uskup Emeritus Mgr. Josef Suwatan, msc ini juga memaparkan visi dan misinya dalam penggembalaan umat di Keuskupan Manado. Dalam sesi tanya jawab diwakili 3 perwakilan dari guru penyuluh dan dari penyelenggara Bimas Katolik. Kegiatan ini dikuti sekitar 200 peserta yang terdiri dari kepala seksi dan penyelenggara Bimas Katolik, pengawas, penyuluh para guru pegawai negeri sipil dan dan non pegawai negeri sipil dan staf. (Disunting oleh Komsos dan dilaporkan oleh Evert Rontinsulu)