
Dalam kehidupan modern, kita sering kali dihadapkan dengan tekanan untuk mengejar kekayaan, prestise, dan kesuksesan materi. Emas dan perak, simbol kekayaan yang paling dikenal sejak zaman dahulu, masih menjadi ukuran status dan keberhasilan bagi banyak orang. Namun, ajaran yang kita lihat ini memberikan perspektif yang lebih dalam dan kekal, bahwa warisan sejati yang lebih berharga dari emas dan perak adalah nama baik dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
1. Nama Baik: Pusaka yang Tidak Terukur dengan Harta
Nama baik adalah sesuatu yang tidak dapat dibeli, diwarisi, atau diwariskan secara fisik, tetapi ia merupakan hasil dari tindakan, sikap, dan perilaku kita selama hidup. Di dunia yang serba materialistis, orang sering lupa bahwa reputasi, karakter, dan kehormatan jauh lebih penting dan bertahan lebih lama daripada kekayaan materi.
Nama baik tidak hanya berarti dikenal karena hal-hal baik, tetapi juga mencerminkan integritas, kejujuran, dan ketulusan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan dalam hidupnya. Seorang yang memiliki nama baik adalah orang yang dapat dipercaya, dihormati, dan diingat dengan kebaikan hati setelah mereka tiada. Dalam Kitab Suci, Amsal 22:1 mengatakan, “Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar; dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas.” Ajaran ini menekankan bahwa nama baik adalah warisan yang tak ternilai, yang tidak dapat dihancurkan oleh waktu, dan lebih dihargai daripada kekayaan duniawi yang sifatnya sementara.
2. Hidup Seturut Kehendak Tuhan
Lebih dari sekadar menjaga nama baik, kita dipanggil untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Apa artinya ini? Ini berarti kita menjalani hidup dengan mengutamakan nilai-nilai Ilahi dalam segala hal yang kita lakukan. Mengikuti kehendak Tuhan berarti hidup dengan cinta kasih, kejujuran, kerendahan hati, dan kesediaan untuk melayani sesama. Tuhan menghendaki kita untuk menjadi terang bagi dunia, menjadi contoh bagi orang lain dalam kebaikan dan kebijaksanaan.
Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan juga tidak selalu mudah. Kadang kita tergoda oleh dunia untuk memilih jalan pintas, untuk mengambil keputusan yang mungkin menguntungkan kita secara materi tetapi merugikan orang lain, atau untuk berkompromi dengan integritas kita demi keuntungan pribadi. Tetapi Tuhan memanggil kita untuk hidup dengan standar yang lebih tinggi, untuk menjalani kehidupan yang memuliakan-Nya dan membawa damai bagi sesama.
Yesus sendiri memberikan contoh yang sempurna tentang kehidupan yang dipenuhi oleh kehendak Bapa-Nya. Dalam segala hal, Ia tidak mencari kehendak-Nya sendiri, melainkan kehendak Allah yang mengutus-Nya. Hal ini ditunjukkan dengan pengorbanan-Nya di kayu salib, yang merupakan bentuk ketaatan total kepada kehendak Bapa demi menyelamatkan manusia. Begitu juga kita, diminta untuk meneladani teladan Kristus dalam setiap aspek kehidupan kita, dengan percaya bahwa jalan yang Tuhan tetapkan, walau mungkin sulit, adalah yang terbaik bagi kita.
3. Nama Baik sebagai Cerminan Iman
Bagi orang beriman, nama baik tidak hanya berkaitan dengan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, tetapi juga tentang bagaimana kita dilihat oleh Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk hidup sebagai saksi Kristus di dunia, yang berarti kita harus menjaga agar kehidupan kita selalu mencerminkan kasih dan kebenaran Tuhan. Nama baik kita sebagai orang Kristen adalah sebuah kesaksian hidup tentang iman kita. Saat kita menjalani hidup dengan cinta, kerendahan hati, dan kebenaran, orang lain akan melihat Tuhan dalam diri kita.
Nama baik sebagai warisan juga bisa kita artikan sebagai tanggung jawab kita untuk menjaga kesaksian iman kita tetap murni dan benar. Jika kita hidup dengan konsisten dalam iman dan tindakan kita sesuai dengan nilai-nilai Kristiani, kita meninggalkan warisan yang tidak hanya akan diingat oleh generasi berikutnya, tetapi juga akan menuntun mereka menuju kehidupan yang penuh makna dan damai.
4. Warisan Sejati: Lebih Berharga daripada Emas dan Perak
Banyak orang bekerja keras sepanjang hidup mereka untuk meninggalkan warisan dalam bentuk harta benda bagi anak cucu mereka. Namun, harta yang bersifat materi bisa hilang atau musnah. Sebaliknya, warisan sejati yang dapat kita tinggalkan adalah teladan hidup yang penuh integritas dan kebajikan. Warisan dalam bentuk nama baik yang kita bangun, kesaksian iman kita, dan hidup kita yang berjalan seturut dengan kehendak Tuhan akan membawa dampak yang abadi, baik bagi keluarga kita maupun bagi orang-orang di sekitar kita.
Kekayaan materi seperti emas dan perak bisa lenyap oleh perubahan zaman, krisis ekonomi, atau bencana. Namun, sebuah nama baik dan kehidupan yang mulia akan dikenang dan dihormati sepanjang generasi. Anak cucu kita mungkin akan lupa berapa banyak harta yang kita tinggalkan, tetapi mereka tidak akan lupa nilai-nilai yang kita ajarkan, kebaikan yang kita tunjukkan, dan kasih yang kita sebarkan.
Kehidupan di dunia ini adalah perjalanan sementara, tetapi apa yang kita lakukan di dalamnya memiliki dampak yang kekal. Mari kita menjaga nama baik kita dengan hidup seturut dengan kehendak Tuhan, karena itulah warisan sejati yang lebih berharga daripada segala bentuk kekayaan duniawi. Emas dan perak dapat memberi kenyamanan sesaat, tetapi nama baik dan hidup yang berkenan di hadapan Tuhan adalah kekayaan yang membawa berkat, damai sejahtera, dan kebahagiaan yang tidak dapat diukur oleh harta dunia.
Dengan menjaga nama baik dan hidup seturut dengan kehendak Tuhan, kita tidak hanya membawa damai dan berkat bagi diri kita sendiri, tetapi juga memberikan teladan hidup yang mulia bagi generasi setelah kita. Itulah warisan sejati yang akan bertahan selamanya.