Manado – “Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa kekuasaan atau jabatan mesti gunakan untuk melayani orang lain demi kebaikan mereka. Karena kekuasaan itu bersifat spiritual, diberikan dari surga,”
Hal ini diungkapkan Pastor Johanis Ohoitimur, MSC saat menyampaikan homili di Paroki St Mikael Perkamil Manado, pada Hari Minggu Biasa XXXIV, Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, bertempat di Aula St Mikael, Minggu, (24/11/2024).
“Kekuasaan dan jabatan dipakai dengan semangat cinta kasih, penuh belas kasih dan keadilan, rela berkorban bagi orang lain,” tutur Pastor Yong (panggilan akrabnya).
Menurut Pastor Yong, untuk itu kita perlu mendengar suara Yesus, membaca dan merenungkan sabda Allah dan belajar dari Yesus sendiri cara melakukan apa yang benar dalam hidup kita.
“Apakah kita menggunakan kekuasaan atau jabatan itu secara benar? Atau, dengan manipulasi, dengan merugikan orang lain, dan menjahati orang lain?,” tegasnya pada Hari Orang Muda Sedunia ini.
Renungan ini diambil dari bacaan Daniel 7:13-14; Wahyu 1:5-8 dan Yohanes 18:33b-37.
Menurutnya, hari ini Gereja mengundang kita sekalian untuk merayakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Dan karena itu bacaan-bacaan KS berbicara mengenai Yesus sebagai Raja.
“Bacaan I menggambarkan bagaimana Anak Manusia diberi kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai Raja. Semua bangsa dan bahasa mengabdi kepada-Nya, dan kekuasaan-Nya kekal; kerajaan-Nya tidak dapat binasa.
Bacaan II memberikan gambaran yang sama tentang Yesus, Putra Allah adalah Alfa dan Omega; yang kini ada, dulu sudah ada, dan akan tetap ada. Ia mempunyai kekuasaan untuk melepaskan kita dari dosa-dosa kita. Kemuliaan-Nya sampai selama-lamanya.
Bacaan Injil memberikan gambaran yang khusus mengenai Yesus sebagai raja. Penjelasan Injil membantu kita untuk lebih memahami penjelasan dari bacaan I dan II,” urainya dengan jelas.
Lanjut Pastor Yong, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Raja. Pernyataan itu terjadi ketika Yesus sudah siap untuk menjalani jalan salib-Nya. Artinya, Yesus adalah Raja yang bersedia untuk menderita atau berkorban bagi orang lain. Ia membebaskan manusia dari dosa dengan cara “rela mengorbankan diri”. Yesus bukan raja yang mempertahankan kemuliaan-Nya, tapi Raja yang merendahkan diri dan melayani yang lain.
“Mengapa kerajaan Yesus tidak dapat binasa? Mengapa kemuliaan-Nya sampai selama-lamanya? Yesus menjawab: karena kerajaan-Nya tidak berasal dari dunia ini! Kerajaan Yesus berasal dari surga. Artinya, kerajaan Yesus berasal dari surga,” ujarnya.
Ditegaskan Pastor Yong, kerajaan Yesus adalah kerajaan kebenaran, kerajaan hidup yang benar. Yesus = kebenaran, orang yang berasal dari kebenaran mendengar sabda Yesus.
Selanjutnya Pastor Ying bertanya, apa yang kita belajar dari Yesus sebagai Raja?
“Kemuliaan tidak ditentukan oleh jabatan dan kekuasaan, tetapi pada berapa besar kerelaan kita untuk berkorban dan menanggung penderitaan atau pengorbanan diri demi kebaikan orang lain.
Merayakan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam berarti merayakan kehidupan yang benar dalam Yesus. Perayaan hari ini mengundang kita untuk merenungkan tentang kekuasaan yang diberikan kepada kita sebagai pemimpin, pejabat, orang yang berkuasa, dalam Gereja, dalam masyarakat, di tempat kerja, dalam organisasi atau persekutuan, juga dalam keluarga,” tandasnya.(man repi)