BerandaBerita KomsosMemaafkan dan Mengampuni Sumber Sukacita dan Damai Sejahtera

Memaafkan dan Mengampuni Sumber Sukacita dan Damai Sejahtera

Published on

spot_img

Manado – “Berdoalah dengan sukacita dan mohon kepada Tuhan supaya dapat berdoa dengan sukacita dan berkelimpahan akan pengampunan dan kasih,”

Hal ini diungkapkan Selebran Utama, Pastor Johanis Ohoitimur, MSC yang akrab dipanggil Pastor Yong pada Misa Minggu ke-II Adven, bertempat di Aula St Mikael, Minggu (08/12/2024).

“Mari kita melihat kekurangan kita, supaya Tuhan mengampuni sehingga kita menjadi sukacita dalam menyongsong Yesus Kristus yang kedua kali,” tutur Pastor Yong.

Berdasarkan bacaan Injil Lukas 3:3 hari ini ialah seruan Yohanes Pembaptis: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.”

“Seruan Yohanes Pembaptis itu ditujukan kepada semua orang, juga kepada kita. Seruan itu adalah undangan kepada pertobatan,” ujar Pastor Yong.

Undangan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui pertobatan. Dengan cara apa?

Menurut Pastor Yong, caranya tertulis dalam Injil Lukas 3:4-5, “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.”

“Di manakah jalan yang harus dipersiapkan dan diluruskan? Di manakah lembah yang mesti ditimbun dan gunung serta bukit yang perlu diratakan? Jawabannya, tidak lain dari jalan atau cara hidup kita sendiri sebagai orang beriman, yaitu cara kita bertutur, cara kita berkomunikasi, cara kita berperilaku, cara kita bertindak terhadap Tuhan dan sesama,” tegasnya.

Lanjutnya, Untuk apa kita bertobat Mengapa kita perlu memperbaiki cara atau jalan kehidupan kita? Injil Lukas 3:6 hari ini menjawab: “Agar semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”

“Dimana kita dapat mulai aksi pertobatan dimasa Adven ini? Di mana kita mulai meluruskan jalan hidup dan meratakan bukit dan menimbun lembah? Salah satu yang paling baik ialah Keluarga, mulai dalam kehidupan keluarga. Mengapa keluarga? Paus Fransiskus pernah menyampaikan pesan masa adven (tahun 2018) tentang keluarga. Paus menulis: “Tidak ada keluarga yang sempurna. Kita tidak punya orang tua yang sempurna; kita tidak sempurna; kita tidak menikah dengan orang yang sempurna; kita juga tidak memiliki anak yang sempurna. Kita memiliki keluhan tentang satu sama lain; Kita kecewa dengan satu sama lain. Oleh karena itu, tidak ada pernikahan yang sehat, atau keluarga yang sehat tanpa ada pengampunan. Pengampunan penting untuk kesehatan emosional kita dan kelangsungan hidup spiritual. Tanpa pengampunan keluarga menjadi sebuah teater konflik dan benteng keluhan,” urainya.

Pastor Yong menegaskan, Tanpa pengampunan keluarga menjadi sakit. Pengampunan adalah sterilisasi jiwa, penjernihan pikiran dan pembebasan hati. Siapa-pun yang tidak memaafkan tidak memiliki ketenangan jiwa dan persekutuan dengan Allah. Rasa sakit adalah racun yang meracuni dan membunuh. Mempertahankan luka hati adalah tindakan merusak diri sendiri.

“Orang yang tidak memaafkan, merusakkan fisik, emosional dan spiritual. Itulah sebabnya keluarga harus menjadi tempat kehidupan dan bukan tempat kematian; tetapi sebuah tempat penyembuhan bukan tempat penuh dengan penyakit; sebuah panggung pengampunan dan bukan panggung menghakimi. Pengampunan membawa sukacita sedangkan kesedihan membuat hati luka. Pengampunan membawa penyembuhan, rasa sakit menyebabkan penyakit,” tandasnya.

Pastor Yong menyatakan, Pengampunan membuat hidup kita lurus, perkataan kita santun dan lemah lembut.

“Saling mengampuni membuat pikiran dan perasaan kita baik dan tulus kepada orang lain. Pengampunan memulihkan relasi kita yang rusak.
Jika kita saling mengampuni maka hidup kita dan keluarga kita mendapatkan nama baru seperti dikatakan nabi Barukh 5:1-9, yaitu Damai Sejahtera, Kemuliaan,” jelasnya.

Rasul Paulus dalam surat kepada jemaat di Filipi 1:4-6, 8-11 mengatakan, “setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita” (Flp. 1:4).” “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah”(Flp 1:9). Paulus berdoa tidak saja agar umat di Filipi sehat jasmani dan rohani dan hidup sejahtera. Lebih daripada itu Paulus berdoa dengan sukacita, agar kasihmu makin melimpah, artinya agar mereka selalu dan selalu memiliki kemampuan mengasihi, untuk saling mengasihi.

“Maka baiklah orang yang memimpin berdoa dengan sukacita bagi mereka yang dipimpinnya. Suami isteri berdoa dengan sukacita untuk pasangannya dan anaknya. Berdoalah dengan sukacita seperti Paulus,” papar Pastor Yong.(man repi)

KONTEN POPULER

Latest articles

Find local girls tonight for enjoyable and exciting dating adventures

Find local girls tonight for enjoyable and exciting dating adventuresIf you're looking for per...

Mengenali Yesus yang Bangkit dalam Suara Kasih-Nya

Pada hari Selasa, 22 April 2025, umat Wilayah Rohani Sta. Lucia berkumpul dalam suasana...

The great things about dating a bisexual girl

The great things about dating a bisexual girlThere are advantages to dating a bisexual...

Find your perfect bdsm dating partner

Find your perfect bdsm dating partnerFinding your perfect bdsm dating partner may be a...

More like this

Mengenali Yesus yang Bangkit dalam Suara Kasih-Nya

Pada hari Selasa, 22 April 2025, umat Wilayah Rohani Sta. Lucia berkumpul dalam suasana...

† Ad Vitam Aeternam † Dalam Kenangan Terkasih Paus Fransiskus Uskup Roma

"Aku adalah Hamba dari para Hamba Allah. Aku datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk...

Vigili Paskah, Umat Paroki BTDC GPI Diajak Memperbaharui Janji Baptis

Umat Katolik Paroki Bunda Teresa dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC GPI) merayakan Misa...