Merenungkan Sabda
Sabtu, 31 Agustus 2024
Pekan Biasa XXI
(1Kor.1:26-31, Mat.25:14-30)
Kalau kita menganalisa sikap dari ketiga orang yang menerima talenta masing-masing, maka kita dapat menemukan pandangan terhadap diri dan sesama. Yang menerima 5 talenta dan juga 2 talenta segera pergi dan menghasilkan 5 talenta dan juga 2 talenta. Sementara hamba yang menerima 1 talenta pergi tetapi menggali lobang dan menimbunnya. Hasilnya adalah tidak berbuah. Apa yang dikatakan kepadanya? “Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,…. Ambilah talenta itu daripadanya dan berikalah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu….”
Kalau kita ditanya, dari ketiga orang yang diserahi talenta itu kita berada pada posisi yang mana. Berada pada posisi 2 orang yang menerima talenta dan mengembangkannya atau pada posisi orang terakhir yang hanya memberikan argumentasi tanpa berusaha? Jawaban kita menunjukan kepribadian kita.
Idealnya adalah memiliki sikap seperti dua orang yang menghasilkan talenta. Tetapi harus diakui banyak orang yang memiliki sikap seperti yang hanya menyimpan talenta karena selalu berpandangan negative dan curiga terhadap sesama. Melihat yang lain selalu jelek dan tidak ada yang benar. Tetapi sikap ini menjadi tanda bahwa kita termasuk orang yang mempunyai pandangan negative terhadap diri sendiri. Orang yang sering menilai orang lain negative atau selalu tidak puas dengan karya dan kehidupan orang lain dan suka mengkritik, merupakan gambaran diri yang negative juga. Atau dengan kata lain, orang yang tidak mampu melihat dirinya secara positif maka dia juga tidak akan mampu melihat orang lain secara positif. Yang ada pada dirinya, itulah yang dia ungkapkan untuk orang lain. Gambaran diri yang negative, menghasilkan pandangan pada orang lain negative juga. Dan itulah yang terjadi pada orang ketiga tadi. Bukan mengembangkan apa yang ada padanya malah curiga dan mengkritik tuan yang memberikan talenta. Mudah-mudahan kita bukan tipe seperti orang ketiga ini.
Semoga Tuhan menganugarahkan kita hati yang jernih dan kita dapat menerima diri sebagai yang diberi anugerah talenta dan kita mampu mengembangkannya dalam diri kita sehingga kita juga berbuah dan membantu orang lain juga berbuah dalam kehidupan bersama. Amin.
AMDG. Pst. Y.A.
St. Ignatius, Manado