Rabu 13 November 2024
(Tit.3:1-7; Luk.17:11-19); Pekan Biasa XXXII
Sering ada ungkapan, ‘Jangan lupa bahagia’. Di dalam bahagia diajak untuk selalu bersyukur atas apa yang telah dicapai. Bersyukur atas apa yang Tuhan anugerahkan sehingga bisa menjadi pribadi yang bahagia. Kebahagiaan itu lahir bukan dari seberapa banyak harta kekayaan yang kita punya tetapi seberapa banyak kita bersyukur.
Injil hari ini mengisahkan tentang sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus. Penyakit kusta di masa itu bukan hanya penyakit fisik, tetapi juga penyakit sosial. Orang yang menderita kusta dijauhkan dari masyarakat, dipandang najis, dan kehilangan hak untuk hidup normal. Ketika sepuluh orang kusta ini berteriak kepada Yesus memohon belas kasih, mereka tahu bahwa Yesus adalah satu-satunya harapan mereka. Dan dengan penuh kasih, Yesus menyuruh mereka pergi menunjukkan diri kepada imam, suatu tindakan iman karena kesembuhan mereka belum terjadi pada saat itu. Namun, di tengah perjalanan, mujizat terjadi dan mereka semua disembuhkan.
Yang menarik adalah hanya satu dari sepuluh orang yang kembali untuk mengucap syukur kepada Yesus, dan orang itu adalah seorang Samaria, yang dianggap sebagai orang asing oleh bangsa Yahudi. Dari sepuluh orang yang mengalami belas kasih dan mukjizat Allah, hanya satu yang menyadari pentingnya mengucap syukur. Ini mengingatkan kita bahwa sering kali kita begitu sibuk dengan berkat yang kita terima sehingga lupa untuk kembali kepada Sang Pemberi berkat. Syukur adalah bentuk pengakuan bahwa segala kebaikan yang kita terima berasal dari Tuhan.
Kita sering menerima begitu banyak berkat dari Tuhan keselamatan, kesehatan, pekerjaan, keluarga, dan masih banyak lagi. Namun, seberapa sering kita meluangkan waktu untuk bersyukur? Dalam budaya yang terkadang mendorong kita untuk terus meminta lebih, mari kita belajar dari orang Samaria ini. Ketika Tuhan bekerja dalam hidup kita, jangan lupa untuk kembali dan mengucap syukur. Iman yang diungkapkan melalui rasa syukur itulah yang, seperti kata Yesus, menyelamatkan kita. Iman dan syukur berjalan seiring, dan keduanya adalah kunci untuk hidup dalam damai dan berkat Tuhan yang melimpah.
Ya Yesus, ingatkanlah kami untuk selalu bersyukur atas rahmat yang Engkau beri. Amin