PW S. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Jumat Pekan Biasa XXXI
Bacaan 1 : Rom 15:14-21;Mazmur : Mzm 98:1-4;Injil : Luk 16:1-8
Bacaan Pertama
Rom 15:14-21
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, aku sendiri yakin
bahwa kalian penuh dengan kebaikan dan segala pengetahuan,
dan bahwa kalian sanggup untuk saling menasihati.
Namun karena kasih karunia
yang telah dianugerahkan Allah kepadaku,
aku di sana-sini dengan agak berani telah menulis kepadamu
untuk mengingatkan kalian,
bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus
bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Aku boleh melayani pemberitaan Injil Allah,
supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah
sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya,
yang disucikan oleh Roh Kudus.
Maka aku boleh bermegah dalam Kristus
tentang pelayananku bagi Allah.
Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain,
kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus
dengan perantaraanku.
Demikian Ia telah memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan,
berkat perkataan dan perbuatan,
berkat tanda-tanda serta mujizat-mujizat, dan berkat kuasa Roh.
Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem
sampai ke Ilirikum
aku telah mewartakan Injil Kristus dengan sepenuh-penuhnya.
Dan dalam pewartaan itu
aku menganggap sebagai kehormatanku,
bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat,
di mana nama Kristus telah dikenal orang,
supaya aku jangan membangun di atas dasar,
yang telah diletakkan orang lain.
Tetapi aku mengikuti ayat Kitab Suci yang berbunyi:
“Mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia,
akan melihat Dia,
dan mereka yang belum pernah mendengar tentang Dia,
akan mengerti-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 98:1-4
R:2b
Tuhan menyatakan keselamatan-Nya
di hadapan para bangsa.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.
*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan
yang datang dari pada-Nya,
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah, dan bermazmurlah!
Bait Pengantar Injil
1Yoh 2:5
Sempurnalah kasih Allah
dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Bacaan Injil
Luk 16:1-8
Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya
daripada anak-anak terang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,
“Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara.
Kepadanya disampaikan tuduhan,
bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata,
‘Apakah yang telah kudengar tentang dirimu?
Berilah pertanggungan-jawaban atas urusanmu,
sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.’
Berkatalah bendahara itu dalam hatinya,
‘Apa yang harus kuperbuat?
Tuanku memecat aku dari jabatanku.
Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
Aku tahu apa yang akan kuperbuat,
supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara,
ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.’
Lalu ia memanggil satu demi satu
orang yang berhutang kepada tuannya.
Berkatalah ia kepada yang pertama,
‘Berapa besar utangmu kepada tuanku?’
Jawab orang itu, ‘Seratus tempayan minyak.’
Lalu kata bendahara itu, ‘Inilah surat hutangmu.
Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga:
Lima puluh tempayan.’
Kemudian ia berkata kepada yang lain,
‘Dan Saudara, berapa utangmu?’
Jawab orang itu, ‘Seratus pikul gandum.’
Katanya kepada orang itu, ‘Inilah surat utangmu.
Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.’
Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya,
karena ia telah bertindak dengan cerdik.
Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya
dari pada anak-anak terang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan: Cerdik Demi Masa Depan
Kecerdikan sering diidentikan dengan kepintaran. Pasalnya mereka yang cerdik adalah orang yang sanggup berpikir kritis dan melaksanakan apa yang dipikirkan dengan sempurna, logis, dapat dipertanggung jawabkan. Dewasa ini dapat dengan mudah kita menjumpai orang yang pintar secara intelektual. Inilah yang sering diperjuangkan orang yakni Kecerdasan Intelektual (IQ). Mereka dapat berpikir, berkata-kata dengan bagus, dan juga melaksanakan sesuatu dengan teratur. Mereka juga cerdik dalam segala situasi hidupnya. Berbekal kekayaan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki maka mereka dapat berbuat banyak hal yang juga menguntungkan mereka. Kebanyakan orang dengan karakter ini menduduki jabatan-jabatan tertentu dalam pelbagai bidang baik dalam lingkup pemerintahan, dalam organisasi kemasyarakatan, dan bahkan juga dalam organisasi kegerejaan. Akan tetapi, tidak semua orang yang pintar secara intelektual ini menampakkan kecerdikan yang menghantar dirinya pada keselamatan. Itulah sebabnya tak jarang kita mendengar dan menyaksikan bahwa tidak sedikit orang-orang pintar yang terjerat rupa-rupa hal, yang akhirnya menunjukkan dirinya bodoh di hadapan orang lain karena kehilangan masa depan. Sebagai contohnya, lihatlah para koruptor yang sekarang sudah dihukum, maupun juga yang sementara menanti penghukuman. Oleh sebab itu dalam prinsip perkembangan karakter kita mengenal istilah Kecerdasan Spiritual (SQ) yakni kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan tentang kecerdikan kita menggapai keselamatan. Yesus mengumpamakan adanya seorang bendahara yang disebut sebagai bendahara yang tidak jujur. Namun justru di akhir ceritanya beliau justru dipuji karena kecerdikannya berhadapan dengan situasi yang menjeratnya. Dia tahu bahwa dia telah salah dalam menangani tanggung jawab yang diberikan oleh tuannya. Dia juga tahu bahwa resiko yang harus ditanggung itulah kehilangan pekerjaan dan bahkan dia sendiri akan kesulitan untuk mencari pekerjaan lagi. Tetapi lebih dari semua kecemasan itu, dia sangat mengetahui potensi dirinya. Dia pintar, cerdas dan cerdik. Inilah yang perlu dioptimalkan saat mengalami kesulitan, yakni menyadari kekuatan dan rahmat di dalam diri untuk berubah dan berbuah. Injil hari ini mengajak kita untuk belajar cerdik dalam kehidupan duniawi demi mencapai keselamatan surgawi. Di dalam situasi kritis kita perlu belajar seperti si bendahara yang mengambil langkah tepat untuk masa depannya. Kita tidak perlu memilih menyerah dan berputus asa saat menghadapi kegagalan. Kita pun tidak perlu meratapi keadaan, melainkan berpikir taktis dan kreatif untuk mengatasi masalah yang ada. Yesus menghendaki agar kita tampil sebagai pribadi yang berorientasi pada penyelesaian masalah, bukan berfokus pada masalah. Sebagaimana si bendahara yang menggunakan uang yang ada dalam pengelolaannya untuk menjadi modal dalam membangun pertemanan dengan sesama yang kelak dapat menolongnya jika ia mendapat masalah, dipecat dari pekerjaannya; demikian juga seharusnya kita dapat memanfaatkan pelbagai potensi dan anugerah tapi juga segala harta benda dan kepemilikan yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk perbuatan amal kasih yang bermanfaat bagi kesejahteraan sesama dan juga bagi keselamatan kita. Kecerdikan yang tadinya merupakan taktik manusiawi, kini dimaknai sebagai potensi keselamatan. Kecerdikan ini mulia adanya dan tidak merugikan siapapun. Untuk mengembangkannya, satu latihan yang perlu untuk kita, yakni belajar menderita. Si bendahara dalam upaya kecerdikannya memilih jalan ini, dengan mengorbankan kenyamanan dan kepemilikannya. Kerelaan berkorban dan menderita demi keselamatan adalah bentuk kecerdikan anak-anak terang demi meraih mahkota keabadian. Kecerdasan intelektual memampukan orang untuk cerdik menalar situasi hidupnya, tapi tanpa diikuti dengan kecerdasan spiritual maka kecerdikan itu justru akan merugikan banyak kehidupan. Mari berlaku cerdik namun suci dari hati.