uskup
Mgr.Rolly menyerahkan Bantuan

 

uskup
Mgr.Rolly Untu, MSC

28 September terjadi Gempa bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala. Bencana ini sungguh membuat ribuan orang meninggal dunia, puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan puluhan ribu rumah dan gedung hancur. Meskipun tempat ini ada di Provinsi Sulawesi Tengah, tetapi menjadi bagian dari Keuskupan Manado. Karena itu perhatian dan penanganan kami lakukan bekerja sama dengan pelbagai pihak.

uskup manado
Hadir bersama umat dan masyarakat terdampak Bencana

Sebagai uskup saya berkunjung ke Palu tanggal 11 dan 12 Oktober. Dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain tampak di mana-mana terjadi kerusakan. Mulanya saya berkunjung ke Gereja Katolik St. Paulus. Ada dapur umum. Gereja baru yang sedang dalam tahap penyelesaian masih berdiri kokoh walau ada kerusakan kecil. Gereja digunakan sebagai tempat berlindung, tidur, dan berdoa. Pastoran masih bisa dipakai walaupun ada retak di bagian kamar. Kemudian kami mengunjungi umat stasi Sidera dan Jonooge – Kabupaten Sigi. Umat terkumpul di halaman Rumah Ketua Stasi Sidera. Di situ diserahkan bantuan lanjutan. Gereja Sidera yang sedang dibangun terkena musibah jatuhnya dinding atas bagian depan dan belakang. Kemudian kami membagikan makanan kepada masyarakat Jonooge yang tinggal di tenda-tenda.

gereja
Gereja Jonooge

Dalam perjalanan ke desa Jonooge terlihat tenda-tenda di tanah kosong maupun di halaman gedung atau rumah. Jonooge ada salah tempat yang paling parah kerusakannya: jalan terbelah, hilang; rumah dan bangunan hancur, patah, miring, retak; persawahan berubah menjadi perkebunan jagung (terjadi pergeseran oleh likuifaksi). Dari Jonooge kami menuju Petobo: perumahan tenggelam ditutup oleh lumpur (diperkirakan 700an rumah), jalan turun 2 meter. Kami meneruskan perjalanan ke Pantai Talise di mana terkena dampak Tsunami. Hancur di mana-mana. Akhirnya kami tiba di Pos Pelayanan, Paroki Santa Maria.

posko
Posko di Gereja SantaMaria

Di Kompleks Gereja dan Pastoran Sta Maria nampak banyak orang: para pastor, suster, frater, dewan pastoral, relawan baik dari dalam maupun dari luar. Saya melihat Aula tempat penampungan dan distribusi bantuan. Bagian depan aula lobang akibat dinding atas roboh, demikian juga plafond di atas panggung jatuh. Gereja yang raksasa itu masih berdiri kokoh meski ada kancingan-kancingan kawat di bawah atap terlepas. Salib besar di dinding altar masih tergantung pada tempatnya meski marmer-marmer di sekitarnya banyak yang berjatuhan merusak kursi di panti imam.

uskup
Hadir untuk Menguatkan

Tampak solidaritas dan semangat di antara umat: membuka dapur umum (juga bagi masyarakat lainnya), berdoa rosario dan merayakan Ekaristi. Pada jam 20.30 Semua Tim berkumpul di bawah Koordinasi Ketua PSE Keuskupan, P. Joy Derry untuk memberi laporan dan mengevaluasi pada layanan hari itu serta mempersiapkan pelayanan untuk hari berikut.

LANGKAH-LANGKAH:

  • Sejak tanggal 28 Sept P. Joy Derry, Ketua PSE Keuskupan Manado, sekaligus penanggungjawab Caritas Keuskupan Manado telah membangun jaringan komunikasi dengan Karina, Caritas Makassar, dan Paroki-paroki di Kevikepan Palu, untuk merespons Bencana Palu.
  • Tanggal 29, Uskup bersama Ketua Komsos dan Ketua PSE Keuskupan Manado menyampaikan Bela Rasa dan Solider dengan Korban Bencana Alam serta mengajak umat katolik dan masyarakat untuk menyatakan kepedulian melalui Rekening Keuskupan. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak; umat, masyarakat, keuskupan, keuskupan, tarekat-tarekat dan seluruh komunitas nasional dan internasional yang sudah memberi bantuan kongkrit. Sampai tanggal 11 Oktober sumbangan dana yang terkumpul Rp. 2.712.023.268. Sungguh bentuk dukungan dan solidaritas yang luar biasa.
  • Bersama dengan pastores yang berkarya di Kota Palu, Pastor Joy membentuk Pos Pelayanan di Paroki Santa Maria Palu dan di Sentrum Agraris Lotta – Manado dan bekerja sama dengan Karitas Indonesia dan Karitas Makassar mengkoordinir Pelayanan Terpadu untuk tanggap darurat di Lokasi Bencana. Posko di Lotta dikoordinir oleh staf Komisi PSE Divisi Kebencanaan, dibantu suster-suster DSY, Frater-frater Diosesan dan Misionaris Hati Kudus Pineleng, Kaum Bapak Katolik Kevikepan Manado dan tentu umat Keuskupan Manado.
  • Bantuan bahan makanan untuk Pos Pelayanan Santa Maria, disupport penuh oleh pastores dan umat Paroki-paroki sekitar Palu. Paroki Kota Raya, Beteleme, Tentena, dan Tolai menjadi pemasok logistik baik yang dikumpulkan umat maupun yang dibiayai oleh dana Bantuan bencana Keuskupan Manado. Dan Para pastor paroki di Kevikepan Palu langsung bergerak membantu, termasuk mengumpulkan relawan, bahkan terjun langsung menjadi relawan.
  • Sejauh dicatat oleh Posko Santa Maria, pelayanan kemanusiaan telah melibatkan banyak pihak. Pantas disebut: Pastor dan umat paroki-paroki di Kevikepan Palu, Karina, keuskupan-keuskupan lain yang membantu tenaga, dana dan logistic, JPIC OFM, Camilian International, Catholic Relief Service, Caritas Jerman Indonesia, ERCB, Team Kesehatan: Suster Puteri Kasih, ALMA puteri, RGS, Vincentians, Suster JMJ dari RS Gunung Maria, Budi Mulia, Budi Setia, Dokter/perawat dari Palu, Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) dan Perdhaki, dan pihak-pihak lain yang mungkin belum sempat tertulis di sini, terima kasih banyak.
  • Data Sementara dari Posko, jumlah umat dan masyarakat yang sudah dilayani, lebih dari 2000 Kepala Keluarga, sementara pasien yang dilayani 668 orang. Pelayanan ini masih berlangsung dan sekarang ini sedang menjangkau daerah yang memang sama sekali belum mendapat bantuan, seperti yang terakhir dilayani wilayah Kulawi.
Gereja
Gereja Kulawi
  • Akibat Bencana ada juga umat yang mengungsi keluar dari kota Palu, datang di Manado dan sekitarnya untuk tinggal di rumah keluarga-keluarga. Saya mohon supaya paroki-paroki di mana ada keluarga-keluarga ini untuk memberi perhatian dan solidaritas. Seandainya paroki membutuhkan dukungan bantuan dana dan logistik dari posko Keuskupan. Silahkan mengirimkan permintaan ke Komisi PSE Divisi Kebencanaan dan Keuskupan akan menyalurkannya lewat paroki.
  • Di masa waktu darurat Bencana tahap kedua ini saya meminta supaya:
    • Bantuan kemanusiaan dan karya para relawan harus terus dilanjutkan secara intensif
    • Kerja sama dengan banyak pihak harus terus dibangun dan diupayakan demi kepentingan masyarakat terdampak bencana.
    • Keuskupan memberi perhatian kepada umat dan masyarakat terdampak bencana dengan bekerja sama dengan semua pihak lain yang bersedia membantu.
  • Dalam Tahap ke-2 Tanggap Darurat Team Relawan terfokus untuk memberi bantuan:

1) Makanan-minuman, 2) Family kit (pakaian dll kebutuhan keluarga), 3) Hygiene kit (sabun, dll perlengkapan mandi), 4. shelter kit (tenda).

  • Sesudah Tahap Tanggap Darurat Bantuan kemanusiaan kita akan mempersiapkan tahap rehabilitasi dengan memberi perhatian pada:

Mengupayakan tempat tinggal sementara, mengusahakan tersedianya Fasilitas air bersih, Memberdayaan umat dan masyarakat di bidang ekonomi, Menguatkan kapasitas pelayanan kemanusiaan dan Menggelar usaha-usaha Trauma Healing.

Saya menyatakan duka mendalam atas mereka yang menjadi korban, senasib-sepenanggungan dengan mereka yang terdampak bencana, mendukung usaha-usaha para relawan, berterima kasih kepada mereka yang sudah dan akan terus membantu dan mengajak seluruh umat dan masyarakat untuk mengungkapkan solidaritas kita kepada mereka yang menderita.

 

Manado, Sabtu, 13 Oktober 2018

Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC

Beri Komentar

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda di sini