Merenungkan Sabda
Sabtu, 01 Juni 2024
PW. St. Yustinus, Martir
(Yud.1:20b-25, Mrk.11:27-33)
Yesus tidak menjawab ketika ditanya oleh imam-iman, orang-orang Farisi dan kaum Tua-tua. Mereka mempertanyakan kuasa Yesus dari mana sehingga berhak mengusir para pedangan di halaman bait Allah. Yang merasa punya wewenang, kuasa dan punya hak Istimewa terusik karena Yesus demikian berwibawa dan bisa memperbaiki halaman bait Allah sungguh menjadi tempat yang suci. Yesus memahami bahwa menjawab benar pun, mereka tidak akan bisa menerima karena sudah ada rasa antipati terhadap Yesus.
Ketika seseorang sudah mengambil sikap marah, membenci dan antipati kepada seseorang, maka perbuatan mulia dan benar yang dilkukan orang itu, di mata orang yang membenci tidak pernah akan benar dan selalu akan ditentang. Mengapa hal itu bisa terjadi, karena ketika seseorang sudah menyimpan rasa tidak suka atau antipati maka dia tidak akan mengutamakan logika, tetapi mengikuti perasaan marah dan benci. Jika perasaan marah mengusai seseorang, hati dan pikirannya tidak bersih lagi. Maka ia tidak pernah bisa menerima sesuatu meskipun itu baik dan benar yang dimiliki oleh orang lain. Tua-tua, ahli taurat dan imam-imam kepala tidak bisa menerima kebaikan dan kebenaran yang ada pada diri Yesus karena merasa bahwa kebenaran yang disampaikan Yesus dapat mengancam wibawa, status dan keberadaan mereka.
Pada kelompok Masyarakat bahkan juga pada kelompok umat, ada juga sikap-sikap seperti ini, yakni membenci dan mengantipati seseorang meski orang itu berbuat yang baik dan benar. Contoh Presiden Jokowi meskipun berbuat yang baik, berupaya membangun fasilitas umum demi kepentingan Masyarakat. Prestasinya disegani di negara-negara lain, bahkan termasuk pemimpin yang sangat berpengaruh di dunia. Tetapi ada kelompok-kelompok tertentu yang selalu mencela bahkan menghina program dan hal-hal baik yang dilakukan oleh Presiden kita. Di mata mereka perbuatan Presiden Jokowi tidak ada yang baik dan benar karena mereka telah menanamkan rasa antipati kepada Jokowi. Bukan hanya di Masyarakat, dalam gereja pun orang-orang seperti ini ada pula. Cerita pengalaman dari beberapa teman pastor mengalami hal seperti ini; meskipun berbuat yang baik dan benar, di mata kelompok umat tertentu selalu salah, tidak ada benarnya dan malah menghasut orang untuk sama sama menentang. Tetapi jika hal yang sama dikatakan oleh pastor lain pasti mereka menyetujui dan membenarkan. Biasa kelompok umat yang bersikap antipati ini terjadi karena ada kepentingan mereka yang tidak terakomodir. Misalnya tidak merasa puas karena tidak mendapat jabatan dalam pelayanan. Atau bisa juga karena terputus akses memperoleh sesuatu dari karya pelayanan mereka. Faktor-faktor ini umum terjadi.
Yesus, meskipun tidak disukai dan ditentang oleh tua-tua Yahudi dan ahli kitab, tetap mewartakan kabar baik dan keselamatan. Karena hal itu dia lakukan demi kebaikan dan penebusah manusia. Demikian pun kita perlu berprinsip, tidak perlu menjawab dengann kata-kata, tetapi tunjukanlah dengan tindakan dan karya-karya baikmu. Tuhan tahu niat tulus pengabdian dan pelayanan seseorang dan Tuhan yang akan menujukan mana yang baik dan benar, dan mana yang salah. Semoga Tuhan memberkati karya-karya baik dan tulus yang kita persembahkan kepada-Nya. Amin.
AMDG. Pst.Y.A.
St. Ignatius, Manado