Merenungkan Sabda
Rabu, 22 Mei 2024
Pekan Biasa VII
(Yak.4:13-17, Mrk.9:38-40)
Sikap yang terpuji jika kita saling terbuka dan menerima bahwa kebaikan itu bukan hanya milik kita pribadi, tetapi ada juga pada orang lain. Dengan membangun sikap hati seperti itu kita bisa saling menerima keberadaan dan menghormati satu sama lain.
Tiga hal yang bisa kita renungkan tentang ajaran Yesus kepada para Murid ketika mereka mencegah seseorang yang mengusir setan demi nama Yesus. Pertama , Yesus menegaskan: “Jangan kalian cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.” Bagi Yesus, meskipun orang itu bukan dari kelompok muridNya, tetapi jelas dia menjadi pengikut Tuhan. Ada murid yang jelas terlantik melalui perutusan khusus, seperti para murid yang dipanggil langsung oleh Tuhan sehingga disebut Para Rasul. Tetapi ada yang mengakui pengajaran Yesus dan percaya, sehingga apapun yang dilakukan, dilakukannya dalam nama Yesus. Dia juga murid Tuhan meskipun tidak secara resmi memperoleh perutusan khusus. Yesus meminta para murid agar longgar hati menghargai keragaman.
Kedua , Para murid tidak perlu merasa terancam bila ada orang yang mengerjakan pengusiran roh jahat walaupun tidak bergabung dengan mereka. Dengan bahasa zaman kita sekarang, mereka diharapkan berani berkompetisi secara jujur. Kebaikan itu adalah hak semua orang untuk dilaksanakan. Jika orang berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan adalah suatu hal yang baik; tidak perlu merasa tersaingi atau malah mengklain bahwa kebaikan ini hanya bisa dilakukan oleh diriku atau kelompokku. Pekerjaan baik adalah milik semua orang. Maka mereka yang berkehendak baik dan memiliki hati yang tulus tidak perlu dicegah untuk berbuat baik. Sikap yang perlu kita kembangkan adalah perbuatan baik seseorang mendorong kita juga untuk melakukan perbuatan baik yang lainnya. Jika semua orang mengusahakan kebaikan dan berlomba melakukan pekerjaan yang baik betapa banyak buah-buah kebaikan yang dipersembahkan.
Ketiga , memiliki rasa tanggung jawab terhadap orang-orang yang hendak mengikuti Yesus secara tulus. Kedekatan dengan Yesus, entahkan karena terpilih atau karena bertumbuh dalam iman yang akrab dengan Tuhan, hendaknya memberi kesempatan yang seluas-luasanya kepada orang lain untuk menjadi murid atau semakin dekat dengan Tuhan. Yesus menekankan bahwa siapa saja yang merasa sudah dekat padanya, sudah masuk ke dalam kelompok murid terdekat, hendaklah ia memikirkan kesejahteraan mereka atau kesempatan kepada mereka yang masih belajar, masih mencoba menemukan jalan mendekat kepada Tuhan. Tugas para murid adalah menarik banyak orang datang pada Yesus dan bukan malah mencegah dan menyingkirkan mereka. Sejauh ini bagaiman kita memperlakukan orang yang masih mencari-cari cara beriman pada Tuhan? Membimbingnya? Membantunya atau malah membiarkan dia?
Mari kita belajar menjadi murid yang baik, yang menghantar banyak orang semakin dekat dengan Tuhan. Amin.
AMDG. Pst.Y.A
St. Ignatius, Manado