BerandaRenunganMengalah Untuk Menyadarkan

Mengalah Untuk Menyadarkan

Published on

spot_img

Merenungkan Sabda
Senin, 17 Juni 2024
Pekan Biasa XI
(1Raj.21:1-16, Mat.5:38-42)

Agak kontradiktif perkataan dan nasehat Yesus hari ini dengan teks lain dalam Injil. Yesus berkata: “siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”. Tetapi pada saat Yesus ditampar oleh seorang penjaga, waktu Dia sedang menghadap Imam Besar, Yesus tidak diam dan memberikan pipi kirinya, tetapi membalasnya dengan teguran: “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?” (Yoh.18:22-23). Yesus memang tidak membalas penjaga tersebut dengan tamparan balik, tetapi Yesus tidak diam. Dia membalasnya dengan perkataan yang tegas.

Seseorang tidak dapat menampar pipi kanan seorang yang lain dengan menggunakan telapak tangan kecuali dengan menggunakan punggung tangan. Dalam tradisi rabinik, menampar dengan punggung tangan lebih bersifat merendahkan dibanding menampar dengan telapak tangan (menampar pipi kiri seseorang). Jika saya menampar keluarga atau pihak yang saya anggap sederajat, maka saya akan menamparnya dengan telapak tangan. Tetapi, jika saya menampar orang yang saya anggap rendah, maka saya akan menamparnya dengan punggung tangan.

Berdasarkan pemahaman terhadap konteks budaya tersebut, perkataan Kristus bisa diartikan seperti ini: ”Jika ada orang yang marah dan merendahkanmu, sadarkan dia kalau kamu tidak boleh direndahkan seperti ini. Bagaimana caranya? Dengan membiarkan dia memproklamirkan bahwa kalian sederajat! Jika kamu memberikan pipi kirimu kepada orang yang menampar pipi kananmu, orang itu akan berada dalam dilema besar. Jika ia marah dan menampar pipi kirimu, berarti orang itu menyatakan bahwa kalian sederajat. Menghadapi dilema demikian, bisa saja ia kemudian tidak jadi menamparmu”.

Jadi, Kristus bukan melegitimasi ketidakadilan dan kejahatan. Ia juga tidak membiarkan kejahatan merajalela. Sebaliknya, Ia ingin kejahatan berhenti. Caranya, dengan kelembutan dan logika rohani, supaya orang yang keras hati dan emosi menjadi sadar diri.

Kita mungkin tidak pernah ditampar atau menampar orang. Tetapi diantara kita pernah mengalami penghinaan, baik besar maupun kecil. Dalam hal ini Yesus menasehati bahwa seorang murid yang sejati tidak akan mendendam atau membalaas penghinaan apapun yang diterimanya. Yesus sendiri pernah dihina sebagai orang rakus dan pemabuk. Ia pernah disebut sebagai sahabat pemungut cukai dan pelacur. Orang-orang Kristen purba pun pernah disebut sebagai peminum darah, penghasut, tak bermoral, kerana praktek-praktek kasih dalam kehidupan jemaat dan ibadah. Bahkan di antara sesama umat pun ada yang saling merendahkan dan menghina. Yesus hanya mau mengajak kita orang beriman sejati agar menghindari sikap saling balas dendam atau melukai hati orang lain. Tetapi pergunakalah kasih dan pengampunan, serta tidak membalas jika ada orang yang berbuat jahat kepada kita. Semangat Kristiani adalah mempraktekan kasih tanpa syarat. Jika kita bisa mengampuni dan tidak membalas dendam, sikap itu adalah upaya yang baik seorang pengikut Kristus yang baik. Ukur kwalitas imanmu dengan kerelaan mengampuni dan tidak menyimpan amarah. Jika masih menyimpan amarah kita belum menjadi murid Kristus yang sesungguhnya. Amin.

AMDG. Pst. Y.A.
St. Ignatius, Manado

KONTEN POPULER

Latest articles

Renungan Harian Katolik 4 Desember 2024: Belas Kasih Yang Mengenyangkan

Rabu 4 Desember 2024 (Yes.25:6-10a; Mat.15:29-37); Pekan I Adven Mungkin kita pernah menyaksikan berbagai bentuk kebutuhan...

Pembubaran Panitia Konfercab WKRI St Mikael Perkamil

Manado - Rapat Pembubaran Panitia Konferensi Cabang (Konfercab) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang...

Renungan Harian Katolik 3 Desember 2024: Siap Diutus

Selasa 3 Desember 2024 (1 Kor.9:16-19.22-23; Mrk.16:15-20); Pesta Santo Fransiskus Xaverius, Imam Kita sering melihat orang-orang...

Renungan Harian Katolik 2 Desember 2024: Iman Yang Kuat

Senin 2 Desember 2024 (Yes.2:1-5; Mat.8:5-11); Pekan I Adven Dalam hidup sehari-hari, kita sering menemukan situasi...

More like this

Renungan Harian Katolik 4 Desember 2024: Belas Kasih Yang Mengenyangkan

Rabu 4 Desember 2024 (Yes.25:6-10a; Mat.15:29-37); Pekan I Adven Mungkin kita pernah menyaksikan berbagai bentuk kebutuhan...

Renungan Harian Katolik 3 Desember 2024: Siap Diutus

Selasa 3 Desember 2024 (1 Kor.9:16-19.22-23; Mrk.16:15-20); Pesta Santo Fransiskus Xaverius, Imam Kita sering melihat orang-orang...

Renungan Harian Katolik 2 Desember 2024: Iman Yang Kuat

Senin 2 Desember 2024 (Yes.2:1-5; Mat.8:5-11); Pekan I Adven Dalam hidup sehari-hari, kita sering menemukan situasi...