UCAPAN TERIMA KASIH YANG TULUS

0
1924

Kesan Umum tentang Mgr. Joseph Suwatan

Mgr. Joseph Suwatan, berpenampilan rapi karena selalu menjaga penampilan dan senang berfoto dengan siapa saja. Beliau selalu menyediakan waktu untuk orang yang ingin bertemu dan tidak terikat oleh jadwal yang ketat, meskipun beliau adalah seorang uskup yang memiliki banyak kesibukan. Beliau suka mengatakan apa yang melintas dalam pikirannya sehingga sering berbicara panjang, kadang sulit membatasi fokus pembicaraan dan dari intonasinya kurang jelas mana yang penting yang hendak ditekankan dan kurang memberi dinamika dalam sambutannya  sehingga sulit ditebak kapan akan selesai pembicaraannnya. Ia juga senang dengan undangan dan suka menghadiri acara-acara.

Mgr. Joseph Suwatan dalam Perannya sebagai Gembala

Beliau memberi perhatian utama pada kunjungan umat, dan menjalankan fungsi kegembalaan dengan pastoral kehadiran karena itu beliau senang hadir di mana-mana. Lepas dari dampak kehadirannya bagi pembinaan dan perkembangan kualitas umat. Namun kehadiran tersebut kurang dialami di lembaga-lembaga pendidikan calon imam kecuali pada hari-hari perayaan sehingga beliau kurang mengenal situasi pembinaan para calon imam, beliau mungkin lebih mengenal dan memperhatikan keadaan di Universitas Katolik De La Salle daripada perkembangan di Seminari Pineleng. Dalam hubungan dengan para imam, beliau telah mentahbiskan banyak imam namun kurang merawat kollegialitas dan dan profesionalitas dalam karya bersama sebagai satu collegium presbiterorum sehingga setiap imam terpaksa mencari jalannya masing-masing untuk menghidupi imamatnya  dan menggembalakan umat di Parokinya. Hal itu menjadi nyata dalam kesulitan untuk hidup bersama di antara para imam dalam satu Paroki yang sama, mereka lebih cenderung tinggal di rumah yang berbeda karena tidak biasa berkomunitas. Hal itu juga menjadi pengalaman di rumah keuskupan itu sendiri, masing-masing dengan jam makan dan misanya sendiri-sendiri.

Yang Khas dari Beliau

Dengan semangat ‘mengalir seperti air’ pada satu sisi, beliau kurang menekankan aspek administratif dan managemen organisasi pelayanan teristimewa pengendalian dan pengawasan apalagi evaluasi. Di sisi lain, beliau memberi ruang gerak yang besar bagi mereka yang bisa berinisiatif dan berani mengambil langkah dan keputusan sendiri. Namun bagi mereka yang ingin bekerja dalam kollegialitas para imam semangat tersebut menimbulkan kesulitan karena tidak adanya kepastian untuk gerakkan bersama, biasanya ada namun terbatas pada wacana dan sulit untuk sampai kepada tingkat operasional. Semangat ini menimbulkan adanya banyak kreativitas usaha dan kegiatan bagi mereka yang bisa memanfaatkan kesempatan untuk berkreasi. Namun tidak membangun kebiasaan tertib administrasi dan mempertanggungjawabkan setiap kegiatan dengan pembiayaannya, semua bisa mengalir begitu saja dan sulit dilacak di mana semuanya itu akan berakhir dan bagaimana mempertanggungjawabkannya.

Komentar

Beliau senang dan  bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan dan punya kemampuan untuk mendengarkan keluh kesah setiap orang yang datang tanpa beban bahwa harus memberi jalan keluar atau mengambil langkah-langkah sebagai solusi bila ada persoalan. Beliau tidak biasa menyediakan ide-ide dan solusi yang siap pakai sehingga beliau juga tidak memaksakan idenya kepada orang lain. Beliau bisa bertahan berada di tengah orang banyak dalam upacara-upacara yang panjang, yang mungkin hal ini jarang dilakukan oleh orang-orang penting yang lain.

Hal yang Dapat Dipelajari

Dari kepemimpinan beliau, kita dapat belajar untuk tidak menunggu seorang pemimpin dalam mengambil satu keputusan. Bahwa seseorang menjadi baik dan berhasil tidak tergantung pada pemimpinnya bagaimana setiap orang berinisiatif untuk melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan, jadi orang menjadi baik bukan karena pemimpinnya tetapi karena ia ingin dan berjuang untuk melakukan kebaikan baik pemimpinnya hadir atau tidak hadir.

Terima Kasih Mgr. Joseph Suwatan

Kita berterima kasih secara tulus karena beliau sudah sudi menjadi uskup di Keuskupan Manado selama 27 tahun, kita menghargai semua kebaikannya dan menerima keterbatasannya serta memaafkan kesalahannya dan mendoakan agar berbahagia di masa post jabatannya sebagai uskup. Mohon maaf, atas semua yang kurang berkenan.

Oleh: P. Julius Salletia, Pr.

Beri Komentar

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda di sini